ANALISIS PENDAPATAN
NASIONAL DENGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA DUA SEKTOR
Dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya,manusia harus mempunyai penghasilan. Setiap
penghasilan yang diterima oleh seseorang merupakan pendapatan bagi orang tersebut.Pendapatan
dari orang perorang dari suatunegara akan dihitung dalam pendapatan nasional.Namun,tidak semua pendapatan yang diterima
seseorang dihitung sebagai pendapatan nasional.Seorang ibu rumah tangga bekerja
guna melayani keperluan rumah tangganya,seperti memasak,mencuci,dan ibu
tersebut sudah menghasilkan barang berupa makanan dan jasa.Akan tetapi
barang dan jasa yang dihasilkan tersebut tidak dihitung dalam pendapatan
nasional karena tidak dijual kepada orang lain dan tidak mendapatkan balas jasa.Apabila
ibu rumah tangga tadi membuka usaha,misalnya rumah makan atau menerima pesanan
makanan untuk umum,maka balas jasa yang diterimanya dapat dihitung dalam
pendapatan nasional.Seorang pelukis membuat suatu lukisan dan menjualnya kepada
orang lain.Pelukis tersebut memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk
yang dihasilkannya. Maka pendapatan pelukis ini dihitung dalam pendapatan
nasional.Beberapa tahun kemudian,apabila lukisan tersebut dijual oleh orang
yang membeli lukisan dari pelukis,maka hasil penjualan itu menjadi pendapatanbaginya.Akan tetapi,pendapatan itu tidak dihitung
dalam pendapatan nasional,karena tidak ada produksi barang atau jasa yang
dihasilkan.
§ Model Analisis Dengan Variabel Investasi Dan
Tabungan
Konsumsi adalah bagian
pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian
pendapatan yang tidak dikomsumsi.Jadi,besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya
konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).Fungsi konsumsi adalah suatu
kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga
dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatandisposable) perekonomian tersebut.Fungsi tabungan
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan
rumah tangga dalam perekonomiandan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable)
perekonomiantersebut.Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari
Keynes dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan
konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).Apabila fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut.
§ Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal
antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka
pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka dengan
perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap
tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan
pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut
dengan koefisien multiplier.
Proses multiplier adalah adanya perubahan pada variabel
investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari
keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
§ Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
dan Pengangguran
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di
negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada
tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase
dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan
kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12
bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen
(tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan.
Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga
Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat
harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Model anlalisis dengan
variabel investasi, tabungan
Konsumsi
adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan
adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi.Jadi,besarnya pendapatan akan
sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).Fungsi
konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposable) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomiandan pendapatan nasional
(atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut.Jadi,baik dalam hukum
psikologi konsumsi dari Keynes dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan
menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).Apabila
fungsi konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya
seperti berikut.
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus,dan ini
disebabkan nilai MPC dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi
adalah kurang dari 45 dan selalu memotong garis 45.Sifat ini disebabkan MPC
lebih kecil dari satu.Fungsi konsumsi memotong garis 45 pada nilai pendapatan
nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada tingkat pendapatan itu konsumsi
rumah tangga = pendapatan nasional.Fungsi tabungan memotong sumbu datar pada
pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada pendapatan ini tabungan
rumah tangga = 0.
Jumlah pendapatan yang digunakan untuk konsumsi,
antara lain, tergantung
pada hal berikut.
Besarnya pendapatan rumah tangga setelah dikurangi
pajak penghasilan dan potongan-potongan.
Komposisi rumah tangga (jumlah dan umur anggota
rumah tangga).
Tuntutan lingkungan.
Sedangkan jumlah pendapatan yang ditabung
tergantung pada hal berikut.
Jumlah pendapatan yang diterima dan besarnya
bagian yang akan dikeluarkan untuk konsumsi.
Jumlah pendapatan yang ingin disimpan untuk tujuan
berjaga-jaga dan menghadapi keadaan mendadak di waktu yang akan dating.
Tingkat bunga. Bila tingkat bunga bank naik, orang
cenderung mengurangi bagian pendapatan untuk tujuan konsumsi dan meningkatkan
tabungan atau investasi.
Manfaat
Selain
bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara selama satu periode,perhitungan pendapatan nasional juga memiliki
manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur
perekonomian nasional.Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,pertanian,atau negara
jasa.Contohnya,berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa
Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,Jepang merupakan negara
industri,Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa,dan sebagainya.
Disamping itu,data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk
menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan
nasional, misalnya sektor pertanian,pertambangan,industri,perdaganan,jasa,dan
sebagainya.Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu,membandingkan perekonomian antarnegara atau
antardaerah,dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi
1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sector-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat,maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional),yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran.Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga,tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah
pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan
jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi.Antara konsumsi,pendapatan,dan tabungan sangat erat
hubungannya.Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan
psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi
jika dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
Angka Pengganda
Multiplier
atau angka pengganda membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual
antara sebuah variable tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka
pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa
perusahaan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap
tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.
Dalam perkonomian tertutup deengan adanya tindakan fiscal, kita mengenal
5 macam angka pangganda plus 1 angka pengganda konsumsi, apabila kita
menginginkannya. Ke-6 angkapengganda tersebut adalah:
1.
Angka Pengganda Investasi
Apabila investasi dibawah dari sebesar I pertahun
menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, akan mengakibatkan pendapatan nasional equilibrium
berubah dari semula Y pertahun menjadi sebesar ( Y + ∆Y ) pertahun maka :
Sebelum adanya perubahan investasi :
Y = Co + bTr – bTx + I +G
1 – b
Sesudah adanya perubahan investasi :
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + (I + ∆I) + G
1 – b
Y + ∆Y = co + bTr – bTx + I + G +
∆I
1 – b 1 – b
Y + ∆Y = Y +
∆I
1 – b
∆Y = ∆I
1 –
b
∆Y = 1
∆I 1 – b
kI = ∆Y =
1
∆I 1 – b
2. Angka Pengganda Konsumsi
Angka pengganda konsumsi yang dapat kita
persoalkan disini yaitu multiplier daripada nilai ‘Co’ sajalah yang dapat kita
jumpai hubungannya yang tetap dengan perubahan tingkat pendapatan nasional
equilibrium yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai ‘Co’ tersebut,
sedangkan hubungan antara perubahan nilai ‘b’ dengan perubanahan pendapatan
nasional yang diakibatkan sifatnya tidak pasti, sebab sangat tergantung krpada
besarnya jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan sebesar nol (Co),
besarnya invesatasi, besarnya konsumsi pemerintah, besarnya transfer pemerintah
dan besarnya pajak.
Angka pengganda konsumsi :
Kc = ∆Y = 1
∆Co 1-b
3.
Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Oleh karena ‘government expenditure’ biasa juga
disebuut ‘goverment purchase’ maka angka pengganda pengeluaran biasa juga
disebut ‘goverment purchase mulitiplier’
Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah:
KG = ∆Y / ∆G = 1 / 1 – b
Angka pengganda transfer pemerintah:
kTr = ∆Y/ ∆Tr = b / 1-b
4.
Angka Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak mempunyai tanda negative
dengan negatifnya angka pengganda pajak berarti bertambahnya jumlah pajak yang
dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan
nasional equilibrium begitu pula sebaliknya.
Negatifnya angka pengganda pajak dapat kita
uraikan sebagai berikut:
Tx naik -> Yd turun ( pada tingkat pendapatan
nasional yg sama) -> C turun -> Y turun
Sebaliknya
Tx turun -> Yd naik (pada tingkat pendapatan
nasional yang sama) -> C naik -> Y naik diikuti oleh pengeluaran
konsumsi, demikian seterusnya saampai dicapai pendapatan nasional equilibrium
yang baru.
Angka Pengganda Pajak
kTx = ∆Y / ∆Tx = -b/1-b
5.
Angka Pengganda Anggaran Belanja yang Seimbang
Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam
memperbesar pengeluaran onsumsi pemerintah, pemerintah mungkin perlu
menggunakan cara membelanjai tambahan ‘goverment expenditure’ tersebut dengan
memperbesar hasil pungutan pajak.
Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang
besarnya lebih dari nol, ini mempunyai arti bahwa bertambahnya pengeluaran
konsumsi pemerintah yang dibarengi bertambahnya pajak dengan jumlah yang sama
akan mengakibatkan, meningkatnya tingkat pendapatan nasional, begitu pula
sebaliknya.
Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang
(balanced budget multiplier);
Sebelum adanya perubahan pengeluaran pemerintah
dan perubahan pajak:
Y = Co + bTr – bTx + I + G
1 –b
Sesudah adanya perubahan pengeluaran konsumsi
pemerintah disertai perubahan pajak:
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
1-b
Oleh karena ∆Tx = ∆G, maka :
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
1-b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + b ∆G + I + G +∆G
1-b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + I + G + -b
∆G + ∆G
1-b 1-b
Y + ∆Y = Y +
-b ∆G + ∆G
1-b
∆Y = -b ∆G + ∆G =
( 1 – b ) ∆G
1-b 1-b
∆Y/∆G =
1-b = 1
1-b
kB =
∆Y = 1
∆G =
∆Tx
Atau
kB = KG + KTx =
1 + -b
1-b 1-b
= 1-b = 1
1-b
Ini berarti :
KB = 1
Kebijakn Fiskal
Betapa penting pengetahuan tentang angka-angka
pengganda bagi pemerintah dalam menentukan kebijakn fiscal.
Dengan cara memperbesar atau memperkecil jumlah
pengeluaran konsumsi pemerintah, jumlah transfer pemerintah, jumlah pajak atau
kombinasi dari ketiganya, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat kesempatan
kerja (tingkat employment) dan tingkat pendapatan nasional. Tingkat pendapatan
nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat pendapatan nasional yang ideal
bagi suatu perwekonomian adalah tingkat pendapatan pada tingkat full
employment. Apabila dalam perekonomian terjadi ‘deflasionary gap’ pemerintah
pada umumnya mengusahakan meningkatkan pendapatan nasional.
Apabila dalam perekonomian terjadi ‘inflationary
gap’ pemerinta pada umumnya mengushakan menurunkan pendapatan nasional.
Hubungan antara
pertumbuhan ekonomi, inflsi dan pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnyakemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.Jenis & macam
pengangguran
1.
Berdasarjan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan
menjadi 3 macam:
a.
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu.
c.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak
karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2.
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran
dikelompokkan menjadi 7 macam:
a.
Pengangguran Friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang
mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang
lebih baik dari sebelumnya.
b. Pengangguran
Konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
c.
Pengangguran Struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti:
1. Akibat
permintaan berkurang
2. Akibat
kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat
kebijakan pemerintah
d.
Pengangguran Musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam,
pedagang durian yang menanti musim durian.
e.
Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja
lebih rendah daripada penawaran kerja.
f.
Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.
g.
Pengangguran Siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
3. Penyebab
Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomiankarena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga
dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
4. Akibat
pengangguran
Bagi Perekonomian Negara
a.
Penurunan pendapatan perkapita.
b.
Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
c.
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat
a.
Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
b.
Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan
apabila tidak bekerja.
c.
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
5.
Kebijakan-Kebijakan Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan
cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi,
yaitu sebagai berikut.
a.
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang
digunakan adalah :
1.
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
2. Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera
mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
b. Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara
lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
1.
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri
baru, terutama yang bersifat padat karya.
2.
Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru.
3.
Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
4. Menggalakkan
program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor
formal lainnya.
5.
Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan
jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga
kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan
swasta.
c.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara
sebagai berikut.
1.
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain,
dan
2.
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu
ketika menunggu musim tertentu.
d. Cara
Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain
dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
1.
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2.
Meningkatkan daya beli masyarakat.
PENGERTIAN INFLASI
Berbagai definisi tentang inflasi telah
dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237) menyatakan bahwa inflasi adalah
suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara
terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu saja
tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut Rahardja (1997: 32) inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan
terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut
inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar harga barang-barang
maka hal ini disebut inflasi.
Sementara itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa
inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-rata tingkat harga. Jika
tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan turun, setiap adanya
kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Sedangkan Sukirno (2004: 27)
memberikan definisi bahwa inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang
berlaku dalam suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan
inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu
wilayah atau daerah yang menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara
umum yang dihitung dari indeks harga konsumen. Dengan demikian angka inflasi
sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi
lain juga mempengaruhi besarnya produksi barang.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah
dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi
adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap
sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan
kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
Ada beberapa cara yang dikemukakan untuk
menggolongkan jenis-jenis inflasi. Penggolongan pertama didasarkan pada parah
atau tidaknya inflasi tersebut. Sukirno (2005: 11) membedakan beberapa macam
inflasi yaitu:
1.
Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
2.
Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
3.
Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan
tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
Sedangkan menurut Nanga (2005: 247) dilihat dari
tingkat keparahannya, inflasi dapat dipilah dalam tiga kategori:
a.
Inflasi sedang (moderate inflation)
Yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga
yang meningkat secara lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada
pendapatan dan harga relatif.
b.
Inflasi ganas (galloping inflation)
Yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga
digit seperti 20, 100 atau 200 persen per tahun dan dapat menimbulkan
gangguan-gangguan serius dalam perekonomian.
c.
Hyperinflasi (Hyperinflation)
Yaitu tingkat inflasi yang sangat parah, bisa
mencapai ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis yang mematikan.
Jenis inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab
timbulnya (Nanga, 2005: 245):
a.
Inflasi tarikan permintaan
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan
penawaran atau produksi agregat.
b.
Inflasi dorongan biaya
Inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya
kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan
efisiensi perusahaan.
c.
Inflasi struktural
Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala
atau kekakuan struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif
terhadap permintaan yang meningkat.
KETERKAITAN PENGANGGURAN DENGAN INFLASI
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal
terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka
pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi
adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang
secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti
semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah
inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa.
Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari
masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil.
Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi
dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah
pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di
negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali
dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan
pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan
dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah
pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun
juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di
negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara
berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya
karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah
sosial politik di negara tersebut.
Pengertian Uang
Pengertian
Secara Umum: Secara umum uang merupakan alat tukar yang diterima serta
mempermudah proses tukar menukar.
Pengertian
Berdasarkan Fungsi: Berdasarkan fungsinya uang merupakan benda yang berfungsi
sebagai alat pembayaran.
Pengertian
Berdasarkan Hukum: Berdasarkan hukum uang adalah benda yang telah ditetapkan
oleh undang-undang sebagai alat pembayaran yang sah.
Pengertian
Berdasarkan Nilai: Pengertian uang berdasarkan nilai memiliki pengertian bahwa
uang adalah satuan hitung yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai.
Pengertian Uang Menurut Ahli
A.C Piguo dalam bukunya “The Veil Of Money” yang
dimaksud uanga adalah alat tukar.
D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud
dengan uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk
mendapatkan barang.
R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking
menjelaskan bahwa uang adalah seseuatu
yang tersedia dan diterima umum sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barabg dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.
Teori Uang dan Motif
memegang Uang
1. Pengertian
Uang merupakan alat tukar dan alat pembayaran yang
sah. pada masa-masa sebelumnya, pembayaran dilakukan dengan cara barter, yaitu
barang ditukar dengan barang secara langsung.
2. Teori nilai uang
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori
uang statis dan teori uang dinamis.
a. Teori uang statis
Teori Uang Statis atau disebut juga “teori
kualitatif statis” bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang?
Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini
disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh
perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:
• Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPPUang
bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan
nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.
• Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan
Montanari
Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas
dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.
• Teori Nominalisme
Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.
• Teori Negara
Asal mula uang karena negara, apabila negara
menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi
uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang
pembayaran yang disahkan.
b. Teori uang dinamis
• Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya
nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang
berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah
dari semula, dan juga sebaliknya.
• Teori Kuantitas dari Irving Fisher
Teori yang telah dikemukakan David Ricardo
disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan
peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.
• Teori Persediaan Kas
Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak
dibelikan barang-barang.
• Teori Ongkos Produksi
Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran
yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
3. Motif Memegang Uang
Manusia memiliki alasan masing-masing dalam
memegang uang / duit dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka mau memiliki
dan menyimpan uang di rumah, di bank, di dompet, di celengan, dan lain
sebagainya.
1. Untuk kebutuhan Transaksi
Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
2. Untuk Berjaga-Jaga
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat
kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang
tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan
membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara
aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap
uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.
3. Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi
dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga. Motif ii dipengaruhi oleh
tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat
berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan
untuk spekulasi dan sebaliknya
Bank sentral dan bank
Umum
Bank
adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan
untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca
berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar
dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena
deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang
mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar
untuk simpanan deposan.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank
sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik
seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan
menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan
jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama
tersebut.Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah beberapa
manfaat perbankan dalam kehidupan:
Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi
derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada
umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
Sebagai cara lindung nilai, yang berarti,
transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan
risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk
management.
Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif
dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga
barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).
Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi
derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap
perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan
efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada
manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan
pasar pada masa mendatang.
Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang
utama atau turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan,
ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat
jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang
menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam
terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan
usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip
kehati-hatian. Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank memiliki
fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.
Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu
Negara.
Bank sentral di Indonesia bernama Bank Indonesia
yang bertugas untuk:
Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan
serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan
tugas sebagai berikut:
Bank Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk
mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
Banker’snBank Bank Sentral juga dianggap sebagai
Bank-nya Bank.
Lender of last resort. BI dianggap juga pemberi
pinjaman pada tingkat terakhir (kredit likuiditas darurat).
Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani
seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik
masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk
dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat berharga.
Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan,
misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dll.
Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan
demand deposit dari kelebihan cadangannya.
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum
Bank Sentral
1. Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2. Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan
usaha bank
5. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam
6. Tidak memiliki saingan
7. Bertindak sebagai Lender of The Last Resort
bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan
perusahaan non-Lembaga Keuangan
Bank Umum
1. Merupakan badan usaha yang mencari untung
2. Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola
oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4. Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank
sentral
5. Hanya dapat menciptakan uang giral
6. Melakukan persaingan antar bank
7. Harus memiliki rekening pada bank sentral
8. Melayani baik pribadi maupun perusahaan
(masyarakat) secara umum
Kebijaksanaan Moneter
Kebijakan
moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil. [1]
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral
atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen
sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta
asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.
Sumber :